BAGI HIDUP
Shalom Prajurit Kristus!
Wah, selamat datang di bulan November. Puji
Tuhan kita bersama-sama telah memasuki minggu pertama yang penuh dengan hal-hal
luar biasa tentunya! Bulan lalu, kita bersama-sama telah belajar dan menghidupi
nilai dari LOYALITAS. Biarlah loyalitas kita terus, dan benar-benar membuahkan
loyalitas lagi bagi orang sekeliling kita. Tentunya tidak hanya di bulan itu
saja kita membahasnya, tetapi biarlah loyalitas ini menjadi nilai yang mendasar
bagi hidup kita.
Hari-hari ini kita terus membahas mengenai “BAGI
HIDUP”, bagi hidup disini berarti hidup kita benar-benar nyata mencerminkan
bahwa Kristus benar-benar tinggal didalam kita, dan dimanapun dan apapun yang
kita lakukan, kita sadar bahwa hidup kita adalah layaknya seperti surat yang
terbuka dan dapat dilihat oleh semua orang.
Tidak sedikit kita melihat bahwa banyak orang
yang disebut Anak Tuhan, tetapi hidupnya sangat berbeda ketika di gereja dan di
luar gereja, ketika di persekutuan dan di rumah, ketika berada di depan
pemimpin dan saat tidak ada siapa-siapa yang melihat. Semua dapat berbanding
balik, atau mungkin terjadi kompromi demi kompromi di luar sana.
Hari-hari ini media sedang gencar memberitakan
mengenai gejolak PILKADA, Aksi Damai 4 November, dan hal-hal yang berhubungan
dengan hal tersebut. Banyak komentar-komentar bertaburan, baik pro maupun kontra,
tetapi sebagai Anak Tuhan, seharusnya kita mengerti bahwa hal tersebut tidaklah
penting. Sungguh menyedihkan melihat Negara yang kita banggakan seperti ini,
tetapi apakah hanya sedih saja cukup? Atau hanya simpati saja cukup? Bukankah
banyak orang di luar sana yang tidak mengerti akan nilai Kasih Kristus, dan
berjalan dalam kegelapan?
Yang terpenting adalah PERAN kita sebagai Anak
Tuhan!
Karena sudah tidak lagi zaman nya, Anak Tuhan
kompromi kesana kemari, menurunkan standar nilai-nilai Firman Tuhan. Sudah
bukan zaman nya lagi kawan!
Ini adalah saatnya kita BAGI HIDUP, hidup yang
dilihat oleh orang lain, orang-orang di sekitar kita.
Kita lah agen-agen perubahan tersebut, dapatkah
kita berkata “Jangan suam!” sedangkan kita sendiri suam-suam kuku?
Dapatkah kita berkata “Bagi Hidup!” kepada
orang lain, tetapi kita sendiri belum dapat membagi hidup kita bagi orang lain?
Bukankah Kristus sendiri yang tinggal dalam
setiap kita? Dan bukan lagi kita yang hidup atas hidup kita, melainkan Kritus
yang hidup dalam kita?
Kita dapat membagi hidup kita, saat hidup kita
benar-benar digerakkan oleh Kasih Kristus dan saat kita sungguh-sungguh
mengerjakan pekerjaan Bapa.
Saat kita menghidupi hidup yang demikian, tak
perlu dengan kata-kata kita berbicara, tetapi pada akhirnya setiap tindakan
dalam hidup kita akan berbicara kepada orang-orang di sekitar kita.
Apa yang hidupmu katakan kepada orang-orang disekitarmu?
Sudahkah kita mengerjakan dan menghidupi
pekerjaan Bapa? Sehingga semakin banyak orang yang diselamatkan dan menjadi
murid Kristus?
Jadi, EKKLESIA! GO! We must GO and HARVEST!!!
Together, we are better and stronger!
IMANUEL!!!
Komentar
Posting Komentar