DESTINY TUHAN VS CARA KITA
Shalom Prajurit Kristus!
Sering kita membahas mengenai destiny, tetapi
sebenarnya seberapa pahamkah kita dengan arti sesungguhnya destiny itu?
Seringkah kita mengalami hal-hal yang
seringkali kita tidak mengerti kemudian akhirnya membawa kita kepada suatu hal
yang tidak kita rencanakan sebelumnya?
Mari kita ambil waktu sejenak untuk merenungkan,
apakah semua yang sudah saudara jalani saat ini telah saudara rencanakan
jauh-jauh hari?
“Saya mau bersekolah di sekolah A, kemudian
saya mau bertemu dengan si A dan saya mau ikut komsel di tempat A ..”
Kita semua yakin dan percaya bahwa itu tidak
ada yang kebetulan! Sebab apapun yang terjadi dalam hidup kita itu memang sudah
destiny Tuhan untuk setiap kita.
Lalu bukan berarti jika pernyataan itu berkata
bahwa segala sesuatu memang sudah Tuhan atur, termasuk hal-hal buruk yang
menimpa kita. TIDAK demikian!
Sebab Tuhan tidak pernah salah dalam
merancangkan segala hal, Tuhan memang mempunyai blue-print hidup setiap kita,
sebab Ia yang menciptakan kita dan Ia tahu betul apa yang terbaik untuk kita.
Seorang bapa tidak mungkin merancangkan rencana
kecelakaan untuk anaknya, namun pasti apa yang seorang bapa rencanakan adalah
rencana yang dianggap bapa itu terbaik untuk anaknya. Terlebih lagi Bapa kita
di Sorga yang merupakan pencipta setiap kita dan Ia mengenal betul siapa kita
dan Ia tahu betul apa yang terbaik untuk kita.
Tetapi seringkali, kita sendirilah yang
mempersulit langkah hidup kita.
Bagaimana bisa?
Jelas sekali, seperti kita pelajari dari bangsa
Israel yang keluar dari mesir. Mereka tahu bahwa Allah sendiri yang menentukan
mereka untuk masuk ke tanah perjanjian, Allah sendiri berjanji dan Allah
sendiri menyertai mereka, bahkan penyertaan Allah itu terang-terangan dilihat
setiap hari oleh bangsa Israel. Namun, bangsa Israel bersungut-sungut dan tidak
percaya, mereka menggunakan cara-cara mereka sendiri, mereka membuat patung
tuangan dan tidak jarang mereka meminta untuk kembali ke Mesir yang akhirnya
membuat bangsa Israel berputar-putar di padang gurun selama 40 tahun!
Sebenarnya mereka tidak perlu selama itu untuk mencapai tanah perjanjian.
Lihatlah, destiny Tuhan jelas-jelas sudah Tuhan
nyatakan, namun seringkali kita lebih memilih untuk menggunakan cara-cara kita
pribadi, mengikuti ambisi-ambisi kita, yang akhirnya membuat kita
berputar-putar saja di tempat yang sama dan tidak sampai pada tujuan.
Kita semua tahu kisah mengenai Esau dan Yakub.
Kita tahu bahwa yang sulung adalah Esau dan yang bungsu adalah Yakub. Tetapi
yang mendapat hak kesulungan adalah Yakub. Jika ditanya bagaimana itu dapat
terjadi? Pasti kita semua rata-rata akan menjawab bahwa itu karena Esau menjual
hak kesulungannya kepada Yakub dengan semangkuk sup kacang merah. Betul?
Lalu jikalau Esau tidak menjual hak
kesulungannya, berarti Yakub tidak akan pernah mendapatkan hak kesulungan itu?
Jika kita simak baik-baik, Firman Tuhan dalam Kejadian
25:23 berkata :
Firman TUHAN kepadanya: "Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda."
Maka sebenarnya tanpa Yakub menipu atau Esau
menjual hak kesulungannya pun, destiny itu tetap akan digenapi. Jadi
berhentilah menggunakan cara kita sendiri, kalau memang itu bukan jalan dari
Tuhan maka jangan pernah gunakan cara kita sendiri. Percayalah pada Bapa yang
memegang penuh hidup kita, Bapa yang tahu apa yang akan kita hadapi didepan
sana, dan Bapa yang mengenal dan tahu apa yang terbaik bagi hidup kita.
Ingat! Saat kita dalam kandungan ibu kita Tuhan
telah membentuk kita, dan hari-hari kita sudah tertulis sebelum ada satupun
darinya yang sudah terjadi. Sebab terlalu besar Allah kita!
Ingat! Kita berjalan dengan Allah pencipta
semesta, mengapa ada ragu? Terlalu besar Allah kita!
Mulai hari ini berjalanlah dengan mantap dalam
destiny yang Tuhan untuk setiap kita dan janganlah gunakan cara-cara kita.
Together we are better and stronger!
Imanuel!
saya sangat terberkati .. terima kasih, Tuhan memberkati
BalasHapus