LOYALITAS YANG HIDUP (?)
Shalom Prajurit Kristus!
Tidak terasa kita telah menjelang pertengahan
bulan Oktober dan kita benar-benar merasakan tuntunan Tuhan yang luar biasa.
Puji Tuhan, untuk tema bulan ini yang begitu luar biasa, dan kita yakin bahwa
tema ini begitu luar biasa karena loyalitas adalah karakter Kristus itu
sendiri.
Loyalitas adalah sesuatu yang mudah untuk
diucapkan, tetapi tidak mudah untuk di lakukan.
Kita bisa saja mengklaim diri kita loyal, atau
mungkin kita dapat mengkhotbahkan atau membagikan firman mengenai loyalitas.
Namun, jika nilai loyalitas itu sendiri tidak ada dalam setiap hidup kita, maka
apalah artinya semua yang telah keluar daripada mulut kita? Bukankah semua hal
itu akan menjadi omong kosong belaka saja?
Jikalau setiap kita diberikan pertanyaan,
apakah kita mempunyai waktu pribadi dengan Tuhan untuk membaca Firman-Nya? Atau
waktu pribadi dengan Tuhan untuk menyembah-Nya?
Setiap pribadi kita lah yang tahu sebenarnya
bagaimana kualitas kita dengan Tuhan.
“Saya membaca Firman Tuhan kok! Setiap saat saya
merenungkan saat teduh dan hari minggu di gereja ...”
Oke, baik!
“Saya menyembah Tuhan kok! Setiap di komsel,
dan di ibadah pasti saya menyembah Tuhan ...”
Oke, baik!
Lalu, apakah anda ingat komitmen anda dengan
Tuhan? Berapa lama waktu yang mau anda ambil untuk merenungkan Firman-Nya?
Bagaimana hausnya anda untuk menyembah Tuhan?
Lalu, bagaimana bisa setiap kita dikatakan
LOYAL, jikalau dalam hal seperti ini saja kita tidak setia menjalankannya?
Karena loyalitas bukanlah hanya sekedar
kata-kata saja, tetapi loyalitas adalah sebuah karakter.
Kita tidak akan dapat membahas loyalitas lebih
jauh, jikalau kita tidak berhasil melakukan loyalitas dalam hal sederhana.
Banyak dari kita yang sudah terlalu terbuai
dengan segala rutinitas dan kegiatan kita, dan berhati-hatilah! Jikalau
kehidupan kita dalam Tuhan hanya sekedar rutinitas saja!
Jikalau semua sistem yang ada membuat kita
menjadi seorang yang melakukan tanpa dasar pengertian yang benar, kita harus
benar-benar kembali!
Dan jikalau, apa yang keluar dari mulut kita
tidak kita hidupi, karena hanya sekedar tuntutan kebutuhan saja, kita harus
benar-benar kembali. Karena, kita sebenarnya sedang tidak loyal dengan Tuhan
dan apa yang kita katakan. Bagaimana bisa kita disebut loyal, jikalau terhadap
diri kita sendiri saja kita bisa tidak loyal?
Loyal itu adalah sebuah pilihan, bukan karena
keadaan!
Jikalau kita sudah mengerti hal ini, dan kita
benar-benar menghidupi makna loyalitas di hidup kita, maka dalam hal-hal kecil
sekalipun kita mengerti, dan kita tidak akan main-main dalam menjalaninya ...
Maka tidak akan ada yang namanya anak Tuhan
bisa berhohong (tidak peduli kepepet atau tidak), tidak akan ada yang namanya
anak Tuhan tidak membaca Alkitab, tidak akan ada yang namanya anak Tuhan tidak
membuka mulut untuk injil dan banyak lagi ...
Sebenarnya apakah kita tidak malu, jikalau kita
tidak melakukan apa yang benar itu? Ingatlah, loyal itu adalah sebuah pilihan
dan bukan karena keadaan, keadaan sekalipun tidak akan dapat membuat kita tidak
loyal! Karena kita telah memutuskan untuk loyal, untuk melakukan apa yang
benar, untuk setia berlaku benar dihadapan Tuhan, untuk setia dalam setiap
komiten kita.
Loyalitas yang hidup adalah loyalitas yang kita
hidupi karena kita mengerti dan bukan yang hanya diperkatakan saja.
Mari kita bersama menanamkan ini dalam hati
kita, dan menunjukkan bahwa benar loyalitas itu ada dalam setiap hidup kita,
dan bukan hanya sekedar kata-kata saja! AMEN!
Together, we are better and stronger!
IMANUEL!!!
IMANUEL!!!
Komentar
Posting Komentar