NO LONGER I
“namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.”
- Galatia 2:20
Shalom kawan!
Pastinya ayat tersebut tidak asing lagi bagi kita. Tetapi pertanyaannya, sudahkah kita menghidupinya?
Kalimat ‘bukan lagi aku’ menyatakan sebuah KEPUTUSAN, yang berarti ‘mematikan’ semua keinginan, dan kekuasaan atas hidup kita. Sebagai manusia yang masih tinggal dalam daging, kita harus berjuang untuk mematikan ego. Itulah mengapa roh kita harus lebih kuat daripada daging kita.
Untuk mengikut Yesus, kita harus menyangkal diri dan memikul salib. Kata menyangkal diri, memikul salib, mengikut Yesus adalah KATA KERJA (VERB) yang berarti ada AKSI atau TINDAKAN yang harus dilakukan, bukan KATA BENDA (NOUN) yang didapat dengan cuma-cuma. Ada perjuangan, ada harga yang harus dibayar, ada daging yang harus dikalahkan untuk mengikut Yesus.
Ketika kita mengatakan ‘Kristus yang hidup di dalam aku’ berarti TIDAK ADA ruang untuk ‘AKU’.
Bagaimana caranya?
1. Hidup oleh IMAN dalam Anak Allah.
Iman bukan bicara soal apa yang ‘kelihatan’, tetapi yang ‘tidak kelihatan’. Berharap pada yang Allah yang tidak terlihat secara kasat mata untuk hal yang belum kelihatan. Mungkin kita tidak mengerti sekarang apa yang sedang Tuhan kerjakan. Mungkin yang terlihat saat ini adalah penderitaan. Tetapi TETAP PERCAYA, TETAP LAKUKAN BAGIAN KITA. Allah setia, tidak bisa mengingkari janji-Nya. Ketika kita tawar hati dan hilang pengharapan berarti kita percaya bahwa Allah bisa ingkar janji. Ia Allah Pencipta segalanya, Yang Awal dan Akhir, tidak pernah berubah dulu sekarang selamanya.
2. Menyadari KASIH ALLAH.
Sadarilah kebaikan dan kasih setia Allah yang tak berkesudahan. Tidak ada alasan untuk tidak mengucap syukur. Jangan sampai 100 masalah membuyarkan mata hati kita akan kebaikan dan kasih setia Allah yang TAK TERBATAS. Terus bangun manusia roh kita melalui ungkapan syukur lewat puji-pujian yang murni dari hati kita.
3. Menghayati PENGORBANAN KRISTUS
Kristus sudah lebih dahulu mengasihi kita, mengorbankan dan menyerahkan diri-Nya untuk kita. Kasih-Nya sempurna. Mengapa harus sibuk mencari kasih yang palsu dan sementara ketika sudah ada kasih yang SEMPURNA? Allah menciptakan manusia dengan kehendak bebas. Mengapa? Supaya kasih yang keluar adalah kasih yang murni, bukan kasih ‘robot’ yang ikut-ikutan. Sadarilah bahwa Ia telah lebih dahulu menyerahkan diri-Nya untuk kita. Jangan sampai kasih-Nya yang sempurna itu ‘bertepuk sebelah tangan’.
Bukan lagi ‘AKU’. Biarlah hati-Nya menjadi hati kita. Pikiran-Nya menjadi pikiran kita. Semakin hari, semakin mengerti kehendak-Nya dan tetap hidup dalam rencana-Nya.
Emmanuel!
Komentar
Posting Komentar