Sharing : Hidup yang Baru
Shalom teman-teman...
Saya akan sedikit membagikan mengenai apa yang saya alami. Hidup yang baru. Ya, sebuah hidup yang luar biasa, yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya.
Saya lahir sebagai anak pertama dari sebuah keluarga Tionghoa yang sangat memegang teguh adat istiadat Tionghoa. Keluarga saya juga menganut banyak sekali kepercayaan. Tujuannya adalah satu yaitu agar hidup kami sekeluarga selalu berkecukupan dan hidup layak. Tetapi kenyataannya kehidupan kami dari hari ke sehari bukannya bertambah baik. Justru kehidupan kami semakin hari semakin terpuruk. Keluarga saya selalu dipenuhi ketakutan dan kekhawatiran. Tidak pernah ada sukacita di keluarga kami. Tidak pernah ada damai sejahtera. Yang ada hanyalah kecemasan mengenai hari esok.
Pada saat itu saya masih terlalu kecil. Saya tidak pernah merasa ada yang salah tentang keluarga saya, kalau itu soal ekonomi. Buat saya, itu bukanlah hal yang harus dipusingkan, karena saya tidak merasa itu terlalu berdampak bagi saya. Saya tidak merasakan sulitnya mencari uang, sehingga tidak merasakan kepusingan yang kedua orangtua saya rasakan. Kami tidak pernah memiliki rumah ketika itu. Tapi bagi saya itu bukan masalah besar. Hanya satu hal yang menjadi masalah bagi saya. Saya merasa tidak percaya diri dengan keadaan saya. Walaupun saya tidak takut tidak bisa makan esok hari, seperti yang selalu ditakutkan orangtua saya, tapi saya selalu merasa tidak percaya diri. Saya selalu merasa saya tidak memiliki apa-apa, apalagi jika dibandingkan dengan teman-teman saya pada waktu itu.
Hal ini terus bertambah dan bertambah. Semakin hari saya semakin merasa saya tidak berharga. Tidak ada apapun yang spesial yang saya miliki. Saya tumbuh menjadi seorang yang sangat pemalu dan kaku. Saya tidak memiliki banyak teman. Hanya sedikit teman yang saya miliki. Karna itu, saya memilih untuk bergaul dengan ilmu pengetahuan. Saya menjadi orang yang sangat kutu buku. Setiap hari pekerjaannya adalah belajar dan belajar. Teman-teman saya hanyalah orang-orang pintar yang juga kaku dan polos. Awalnya saya sangat bahagia dan bangga. Saya merasa ada sesuatu yang saya miliki. Sampai suatu ketika, ketika saya menginjak masa-masa di SMP. Saya mulai merasa ingin melihat dunia luar. Saya ingin bisa seperti yang lain. Punya banyak relasi. Bisa populer dan sebagainya.
Hal ini tidak berhenti sampai disini. Ketika saya naik kelas dari kelas 8 SMP menuju kelas 9 SMP. Keluarga saya pindah ke Cibinong. Emm, suatu kondisi yang mengharuskan saya untuk beradaptasi di dunia baru. Pikir saya, dengan pindah ke Cibinong, saya dapat menciptakan pencitraan yang baru tentang diri saya bagi semua orang di sekitar saya. Saya ingin punya banyak teman, punya banyak relasi, dan populer. Tapi, dengan karakter yang terbentuk dalam diri saya selama ini, keinginan saya hanyalah angan-angan belaka. Saya justru sangat kesulitan untuk beradaptasi. Orang-orang yang baru dengan kebiasaan yang sangat berbeda. Bahkan anak-anak pintar di sekolah saya pada waktu itu sangat berbeda dengan teman-teman saya dulu. Sangat tidak mungkin bagi saya untuk berteman dengannya. Kondisi ini membuat saya semakin tidak keruan. Saya menjadi tidak memiliki teman-teman yang betul-betul dekat dengan saya. Semua hanyalah teman biasa bagi saya. Saya semakin menyadari betapa tidak berharganya saya. Saya bukan apa-apa. Hanyalah anak polos, cupu yang tidak akan pernah bisa bergabung dengan mereka. Saya bergumul dengan batin saya setiap hari. Tidak pernah ada sukacita dalam hati saya. Tidak pernah ada damai sejahtera dalam hati saya. Rasanya seperti beban, karena hidup terasa seperti beban. Kesepian yang sangat dalam. Ditambah kondisi keluarga saya. Saya kesepian di sekolah. Di keluarga pun demikian. Hal ini menciptakan kekosongan di hati saya. Saya merasa selalu ada yang kurang dalam hati saya. Saya tidak bisa mengisinya dengan apapun. Saya mencoba segala cara. Tapi, semuanya bohong. Ilmu pengetahuan pun tak akan cukup untuk mengisi kekosongan di hati saya. Bahkan tidak satupun manusia sanggup untuk mengisi kekosongan di hati saya. Hal itu karna, gambar diri saya sangat rusak. Saya merasa sangat tidak berharga...
Tuhan Yesus baik. Suatu ketika saya diajak oleh seorang teman saya untuk mengikuti Cool. Cool adalah sebuah komsel, atau komunitas kecil. Cool adalah Community of Love. Atau bisa kita sebut Komunitas Kasih. Disini saya mengenal kebenaran Firman Tuhan. Saya berharga di mata Tuhan. Karena saya berharga di mata Tuhan, maka dari itu Tuhan Yesus mau mati buat saya. Begitu juga dengan teman-teman. Teman-teman berharga di mata Tuhan Yesus, karena itu Tuhan Yesus juga mati buat teman-teman semua. Mengetahui betapa berharganya saya di mata Tuhan adalah pengalaman pribadi yang mengubahkan hidup saya. Ruang kosong di dalam hati saya kini tlah terisi dengan Yesus Kristus dan KasihNya yang luar biasa. Saya tidak pernah merasa kosong lagi Saya tidak pernah merasa kesepian lagi. Sekarang hati saya penuh dengan damai sejahtera dari Tuhan Yesus. Sungguh, saya gak bisa membayangkan hidup saya tanpa Yesus.
Tidak hanya itu saja, setelah saya dipulihkan oleh Tuhan, keluarga saya pun terus menerus dipulihkan oleh Tuhan. Adik saya kemudian mengenal Yesus dan juga kedua orangtua saya. Kini keluarga saya memiliki tempat tinggal tetap. Tuhan juga terus memulihkan segala aspek dalam hidup keluarga saya, walaupun saya tau ini masih proses. Tapi, saya sungguh percaya bahwa hari depan yang sungguh indah itu pasti Tuhan sudah sediakan, rancanganNya penuh damai sejahtera, sesuai Firman Tuhan di Yeremia 29:11
"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah Firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan."
So teman-teman, hidupmu berharga di mata Tuhan Yesus, dan kerinduan Yesus yang terbesar adalah agar kamu mengalami KasihNya yang luar biasa. Yesus rindu untuk menggenggam tanganmu dan memberikan Kerajaan Sorga padamu. Kerajaan yang penuh damai sejahtera dan sukacita abadi.
Seberapapun kelamnya hidupmu saat ini. Seberapapun buruknya kondisi keluargamu saat ini. Itu tidak menghalangi Kasih Yesus bagimu. Bahkan jika keadaanmu lebih buruk dari keadaan saya, saya percaya tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menolongmu. Dia sanggup, dan kabar baiknya DIA MAU. Dia mau untuk menolongmu keluar dari setiap pergumulanmu. Bahkan Dia rindu memberikan padamu hidup yang baru, seperti yang saya alami..
Ayo teman-teman responi panggilan Tuhan untuk memberikanmu hidup yang baru (Roma 10:9-10)
Biarlah kesaksian ini semuanya untuk kemuliaan nama Tuhan.
Tuhan Memberkati.
Dikirim oleh : Winda Permata Sari-permatasari.winda@gmail.com
Komentar
Posting Komentar